Kamar Kost
2116 hours
"Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk
membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang
mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?"
- Roma 9 : 21 -
Pas aku ngebaca dari Yeremia 18 : 1-6 tentang Yeremia yang disuruh Tuhan untuk pergi ke tukang periuk, aku jadi keingat sesuatu. Tuhan memang membentuk kita dengan berbagai cara, tetapi tentu saja hanya satu tujuannya, yaitu supaya kita bisa menjadi sama dengan Kristus. Aku juga berpikir tentang hal lain selain periuk (karena periuk itu sudah terlalu mainstream menurutku).
Aku berpikir mundur melihat sejarah - sejarah abad pertengahan. Di zaman pertengahan (misalkan di Zaman Edo di Jepang), mereka berperang menggunakan pedang. Setiap pedang yang digunakan untuk berperang tidak dibuat dengan sembarangan. Setiap bijih besi yang digunakan harus dipastikan benar - benar baik dan berkualitas tinggi serta murni, sehingga bijih besi tersebut dilebut sehingga menjadi baja yang baik. Baja - baja tersebut diseleksi guna mendapatkan "tamahagane", yakni baja murni yang berkualitas tinggi. Setelah itu, baja - baja tersebut nantinya akan dilebur kembali, ditempa lagi untuk menghilangkan zat - zat yang dapat membuat baja itu menjadi "tidak murni". Selanjutnya, baja - baja tersebut akan dipanaskan dan dibentuk menjadi mata pedang yang baik. Bila dirasa tidak sempurna, baja tersebut akan dilebur kembali, kemudian dibentuk lagi sehingga menjadi sempurna. Selanjutnya tinggal memasang gagangnya, dan menempatkan pedang tersebut pada sarungnya, sehingga menjadi sebuah Katana, pedang yang digunakan para Samurai, yang juga menjadi lambang kehormatan para Samurai.
Dalam pembuatan katana ini, bila kita melihat cara Tuhan bekerja, sebenarnya sama saja. Tuhan memilih orang - orang yang mempunyai hati yang murni yang benar - benar ingin mengikut Dia, yakni orang - orang yang menjadikan Tuhan sebagai satu - satunya dalam kehidupan mereka, dan untuk dijadikan murid-Nya. Tuhan akan mengambil orang - orang yang berkualitas seperti "tamahagane" agar Dia bisa membentuk kita sesuai yang Dia mau. Tuhan akan "melebur" kita dan "menempa" kita terus menerus untuk "memurnikan" diri kita yang masih berstatus orang berdosa ini (Tentu saja sebagai manusia, kita tidak luput dari dosa), dan "membentuk" kita menjadi seperti yang Dia mau melalui setiap tantangan, cobaan, dan godaan yang kita hadapi. Bila ternyata dalam prosesnya terdapat "kerusakan" (jatuh dalam dosa), Tuhan akan "melebur" kita kembali dan akan membentuk kita lagi supaya menjadi sempurna. Saat kita telah "jadi", kita dinyatakan telah siap untuk dipakai menghadapi peperangan rohani, dan kita akan turun membawa citra Kristus, sesuai dengan apa yang telah Allah tanamkan pada kita, agar seluruh dunia bisa mengetahui kemuliaan Allah lewat diri kita. Sudahkah kita merelakan diri kita untuk "ditempa" oleh Allah? Mari kita belajar melihat setiap kesuksesan, kegagalan, cobaan, penderitaan, dan berkat Allah sebagai suatu sarana Tuhan membentuk kita menjadi murid yang sejati yang membawa citra Kristus kemanapun kita pergi. God bless you, readers. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar