Nov 12th, 2012
[10.37 P.M]
Yoo. Balik lagi. Hari ini aku nge-post 2x berturut - turut nih. Kayaknya lagi mood buat ngetik sih. Sekalinya gak mood pasti gak nulis. Wkwkwkwkw :P Okay. Di postingan ini, saya akan ngobrol sedikit tentang cara penyembahan dalam ibadah.
Ada beberapa cara penyembahan dalam ibadah. Beberapa aliran gereja menyembah Tuhan dengan nyanyian yang bersemangat. Mereka disebut orang - orang "Kharismatik". Mereka memuji Tuhan dengan lagu - lagu yang kebanyakan kontemporer (lagu - lagu yang digunakan biasanya lagu - lagu yang lumayan terkenal di kalangan para "pecinta musik worship"), menggunakan alat musik yang lumayan banyak (setiap kali ibadah, bisa dipastikan selalu Full Band), dan sangat terkesan "rame". Sendangkan aliran gereja yang lain menyembah Tuhan dengan sikap sujud, berdoa, menyanyikan lagu - lagu yang kyusuk, dan lagu - lagu yang digunakan tersebut kebanyakan adalah hymne (biasanya dikarang oleh musisi - musisi klasik, seperti Beethoven atau Bach), yang biasanya di-bundle menjadi satu buku nyanyian khusus, dan bergaya tradisional. Mari kita sebut mereka sebagai orang - orang "Injili". Mereka adalah orang - orang yang menekankan pengajaran yang lebih mempunyai nilai esensi terhadap Allah ketimbang mempermasalahkan gaya lagu penyembahan serta lagu - lagu yang digunakan.
Nah, dari penjelasan diatas, kita melihat bahwa ada 2 aliran besar gereja yang mempunyai sifat yang bertolak belakang. Yang satu lebih suka memuji Allah dengan tarian dan musik yang rame, sedangkan yang satunya lagi lebih suka duduk diam, merenung, sujud menyembah melalui setiap doa - doa yang dipanjatkan kepada Allah. Sebenarnya mana cara penyembahan yang paling benar?
Jawaban saya adalah TIDAK ADA. Semuanya sama saja. Memuji Tuhan tidak terbatas hanya dengan cara bersorak - sorai dan menyanyi menari bersuka ria, ataupun sujud berlutut dan berdoa menyembah. Yang terpenting dari semuanya adalah hati kita. Apakah kita memfokuskan hati kita pada Allah saat kita menaikkan penyembahan kita atau malah memikirkan hal lain? Mazmur 95 : 2, 6 mengatakan pada kita untuk bersorak sorai dan sujud menyembah dihadapan Allah, tapi satu hal yang perlu diperhatikan terdapat pada ayatnya yang ke-8:
"Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun"
Janganlah kita berkeras hati di hadapan Allah, melainkan pujilah Dia dengan hati yang tulus dan bersuka. Jadi, mau "rame" ataupun "sunyi", gak penting, yang penting fokuskan hatimu pada Tuhan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Be on good cheers, fellas. God Bless You all. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar