Kamis, 11 Juni 2015

"To Be Wealthy, Any Effort Is Necessary."

My Office
1417 hours

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu
- Ibrani 13:5a

Siapa sih yang gak mau kaya? Semua orang pasti mau dilimpahi dengan berkat materi sehingga hidupnya di dunia bisa terjamin. Memang ada orang yang mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya, tapi setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari, kita membutuhkan uang untuk membelinya. Berkat materi itu juga bisa kita bagikan kepada orang lain sehingga orang lain juga bisa merasakan sebagian berkat yang kita punya itu dan mereka juga bisa merasa bahagia. Tapi, apa jadinya kalau berkat itu seakan-akan "diperas" dan "dipaksakan" oleh orang lain untuk dibagi? Hmm.

Baru-baru ini sedang hangat suatu berita mengenai sebuah usaha transportasi dan kurir dengan sepeda motor, atau yang bisa kita sebut dengan "ojek", dimana salah seorang tukang ojek dari usaha tersebut diusir oleh tukang ojek setempat sehingga dia sampai harus membatalkan order dari pelanggan karena takut dihabisi oleh tukang ojek yang ada di tempat sang pelanggan bekerja, dan kejadian tersebut terjadi sebanyak dua kali berturut-turut. Alasan mereka mengusir tukang ojek dari usaha itu adalah mereka tidak setuju apabila jasa mereka tidak digunakan karena mereka menganggap rezeki mereka diambil. Muncullah kata-kata seperti ini,"Anda kerja disini, dapat gaji disini, bolehlah gajinya dibagi-bagi dengan tukang ojek disini". Akhirnya sang pelanggan usaha ojek itu mengalah dan menggunakan jasa tukang ojek yang ada disitu, yang kemudian ditagih dengan sangat mahal sampai berasa tidak wajar.

Lucu sih. Ada orang-orang yang sangat takut rezekinya diambil, padahal usaha itu ingin membantu tukang ojek tersebut mendapatkan penghasilan tambahan sehingga hidup mereka juga bisa sejahtera. Apakah dengan cara itu juga mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih banyak lagi? Saya rasa tidak.

Kasus seperti ini bisa kita jadikan contoh dimana manusia yang sangat mencintai harta dunia, akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, sampai-sampai harus mengancam orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama dengan kita karena kita merasa dia membuat kita makin terpuruk. Betapa menyedihkan mental seperti ini.

Tuhan mengajarkan bahwa akar dari segala dosa ialah cinta uang (bdk. 1 Tim 6:10), sehingga dalam surat Ibrani, sang penulis (entah siapapun dia) mengatakan untuk jangan menjadi hamba uang, tetapi berusaha mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita. Orang yang benar-benar kaya bukanlah orang yang hartanya tidak akan habis sampai 7 keturunan, atau orang yang mempunyai rekening gendut di bank, tetapi orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya dan bersyukur senantiasa, itulah orang yang kaya baik materi maupun rohani. Sudahkah kita bersyukur atas apa yang kita bisa dapatkan hari ini, atau apakah kita membiarkan diri kita berbuat dosa hanya untuk uang?

Keep calm and have a tea. God Bless ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar